Miniatur Tank Tempur Abrams M1A1 lengkap dengan figur tentaranya |
JAKARTA - Tiruan berbagai benda dalam ukuran mini atau miniatur mulai dari kendaraan, gedung, tokoh hingga diorama ternyata tidak sedikit penggemarnya di tanah air. Bertolak dari hobi yang sama, mereka pun kemudian saling berinteraksi dalam sebuah komunita
Terbentuknya komunitas pecinta mainan miniatur berawal dari "kegilaan" Firman Ardiansyah (40), terhadap segala miniatur yang “berbau-bau” militer sejak 2008 seperti pesawat Hercules, replika kapal perang US Navy, helikopter angkut personel, truk militer. Tak ketinggalan mainan action figure tentara, hingga beragam replika senjata.
Dalam usahanya tersebut Firman sowan ke teman-teman sesama penggemar miniatur lainnya. Singkat cerita, mereka sepakat membentuk wadah yang memiliki jangkauan nasional bagi kolektor berbagai macam miniatur melalui laman jejaring sosial facebook.
Komunitas yang sudah beranggotakan 3.000-an orang ini beberapa kali menggelar “kopi darat” sambil membawa koleksi masing-masing dan saling berbagi info seputar miniatur hingga membahas teknis merakit miniatur model kit.
Dengan adanya komunitas ini dikatakan Firman, mampu menambah wawasannya mengenai miniatur dikarenakan setiap orang memiliki miniature barang yang terkadang tidak terpikir olehnya untuk dijadikan koleksi. Firman berhadap anggota komunitas dapat saling berbagi ide-ide kreatif dan mengadakan pameran bersama baik dalam skala lokal maupun nasional. Selain itu, melalui komunitas ini diharapkan dapat mendukung pengrajin miniatur di Indonesia agar produk yang dihasilkan makin berkualitas.
Baru empat tahun kemudian atau pada 2012, lulusan Sastra Belanda UI tahun 1998 ini memutuskan untuk mengkapitalisasi hobinya ini dengan berjualan miniatur melalui internet dengan membuat laman www.mainanmiliter.com.
Dengan menekuni kegiatan tersebut, ia bisa meraup omzet rata-rata Rp 10 juta setiap bulannya. "Permintaan mainan militer saat ini terbilang tinggi tidak terbatas dari kalangan militer, sehingga cukup menjanjikan untuk dijadikan bisnis," ia mengatakan hal itu saat ditemui netralitas.com di kantornya Rabu (6/1).
Harga mainan yang dijual Firman bervariasi. Untuk mainan jenis pajangan (replika dan miniatur), harganya berkisar antara Rp 35.000 hingga Rp 5 jutaan. Sementara untuk jenis mainan remote control, dibanderol antara Rp 1 juta – Rp 10 juta per unitnya. Perbedaan harga tersebut, kata Firman, sangat bergantung kualitas, jenis material, dan merek produk mainan yang ia jual. Harga mainan militer pabrikan Tiongkok biasanya jauh lebih murah dibanding merek-merek asal Rusia atau AS.
Ia menuturkan, para pencinta mainan militer di Indonesia memiliki minat yang cukup besar untuk mengoleksi beragam replika alutsista yang dimiliki TNI. Ini menunjukkan adanya perhatian mereka yang cukup besar terhadap perkembangan militer di Tanah Air. Contohnya, begitu mendengar kabar tentang pembelian pesawat Sukhoi buatan Rusia oleh Pemerintah RI, mereka ramai-ramai berburu replika pesawat tempur itu untuk menambah koleksinya.
Hal yang sama juga terjadi ketika kabar tentang pemesanan tank Leopard oleh Indonesia menjadi santer beberapa waktu lalu. Para kolektor pun dengan semangatnya berusaha memperoleh miniatur tank baja itu di toko-toko. "Para kolektor itu kebanyakan berasal dari kalangan masyarakat menengah ke atas, dengan rentang usia antara 30–50 tahun," Firman menceritakan.
Belakangan ini, Firman dan komunitasnya kerap diundang ke berbagai kegiatan pameran. Pernah pula ia diminta menjadi pemateri dalam sebuah acara diskusi yang digelar salah satu kampus swasta di Jakarta. "Setiap tahunnya, ada dua atau tiga ajang yang saya ikuti," kata ayah satu anak ini.
Firman menambahkan, prospek mainan militer di masa mendatang cukup bagus. Pasalnya, para produsen mainan tersebut selalu menyesuaikan model-model produk yang mereka buat dengan inovasi alutsista militer yang terus berkembang dari waktu ke waktu.
"Ditambah lagi dengan dukungan sistem belanja daring seperti sekarang, para pehobi mainan militer semakin mudah menemukan model miniatur yang mereka inginkan," kata pria yang bermukim di perumahan Villa Nusa Indah II Kabupaten Bogor ini.
Sumber: